Pada suatu kesempatan yang berkaitan dengan acara Maulid Akbar Al-Bahjah, Buya Yahya, pengasuh LPD Al Bahjah, memberikan penjelasan yang mendalam terkait pertanyaan Mengapa Ada Perbedaan Pelayanan Jamaah dan Sesepuh di Acara Maulid Akbar Al Bahjah yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 September 2023 lalu. Penjelasan ini juga diikuti dengan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh sebagian jamaah.
Pendahuluan
Dalam acara yang biasanya dihadiri oleh ribuan jamaah yang mendalami ajaran Islam, perbedaan perlakuan antara sesepuh dan jamaah biasa telah menjadi perbincangan. Seorang jamaah, dengan rendah hati, mengungkapkan kebingungannya dan kekhawatirannya tentang perbedaan ini dalam pertanyaan kepada Buya Yahya.

Sesepuh Al-Bahjah: Bukan Hanya Orang Kaya
Buya Yahya dengan bijak menjelaskan bahwa sesepuh Al-Bahjah tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki harta atau uang. Buya Yahya menegaskan bahwa yang menjadi sesepuh adalah mereka yang memiliki semangat untuk memikirkan Pondok Al-Bahjah, mengurusi santri, dan berperan aktif dalam perjuangan Islam. Sesepuh bukanlah label yang hanya diberikan kepada orang kaya, melainkan kepada mereka yang memiliki dedikasi tinggi terhadap agama.
Perbedaan Perlakuan: Faktor Logistik
Dalam penjelasannya, Buya Yahya juga menyoroti perbedaan dalam makanan dan tempat duduk antara sesepuh dan jamaah biasa. Dia menjelaskan bahwa perbedaan ini bukanlah tanda adanya kasta atau perbedaan kelas sosial. Beberapa perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh logistik dan kapasitas penyelenggaraan acara. Sedangkan mengenai tempat, memang para sesepuh disediakan tempat khusus dan disatukan khusus sesepuh, dengan tujuan agar sesama sesepuh dapat saling mengenal satu sama lain.
Fokus pada Tujuan Utama
Namun, Buya Yahya mengingatkan para jamaah untuk tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan ini. Fokus utama harus tetap pada tujuan kehadiran mereka dalam acara tersebut, yaitu mencari ridho Allah dan meningkatkan cinta kepada Rasulullah SAW. Makanan dan tempat duduk bukanlah hal yang harus dipermasalahkan.
Permohonan Maaf dan Harapan untuk Masa Depan
Sebagai penutup, Buya Yahya menyatakan bahwa penyelenggaraan acara ini memang perlu dievaluasi dalam hal distribusi makanan dan tempat duduk untuk menghindari ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh jamaah. Namun, Buya juga mengingatkan bahwa dalam setiap majelis keagamaan, kita harus memprioritaskan tujuan utama kita, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan mencintai Rasulullah SAW.
Dalam penjelasannya yang penuh hikmah ini, Buya Yahya juga mengucapkan permohonan maaf kepada semua jamaah yang mungkin merasa tidak nyaman atau terganggu oleh perbedaan perlakuan tersebut.Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat disaksikan di video youtube dibawah ini :