Ummi Fairuz Ar-Rahbini Menjawab:
Viral lagu Aisyah Istri Rasulullah SAW, Apakah Sesuai Syari’at?
Pertanyaan:
Afwan Umi mau bertanya tentang lagu Aisyah istri Rasulullah yang lagi viral dan banyak yang mengcover lagu ini. Dalam liriknya itu menceritakan tentang bagaimana cantiknya beliau serta beberapa kisah romantisnya beliau dengan Nabi. Tapi dalam video itu ada model perempuannya meski tidak kelihatan wajahnya, tapi terkesan seperti menggambarkan Sayyidah Aisyah, dan dalam penyebutan nama beliau pun dengan Aisyah saja tanpa dibarengi dengan gelar Sayyidah. Apakah itu termasuk su’ul adab?
Jawab:
Dalam melihat sesuatu harus dengan hati yang bersih dan husnudzon, yang mana insya Allah pengarang lagu ini adalah punya niat baik, ingin mengenalkan keluarga Rasulullah SAW wabil khusus Sayyidah Aisyah kepada umat. Karena dalam lagu tersebut ada kisah keromantisan rumah tangga Nabi dengan beliau.
Akan tetapi ada kaidah-kaidah yang harus diperhatikan oleh siapapun bukan hanya urusan lagu saja tapi juga dalam segala hal yang berkaitan dengan adab kita kepada keluarga Rasulullah SAW.
Artinya dalam syari’at Nabi SAW wanita itu sangat dijaga kehormatannya, wanita bukan untuk dipamerkan kecantikannya, bukan untuk diekspos keindahan pada dirinya. Jadi semua itu hanya untuk dia pribadi, dan untuk orang yang halal baginya. Sehingga para ulama dalam menceritakan fisik istri Rasulullah itu dianggap sebagai hal yang sangat kurang beradab kepada Nabi.
Bagaimana kita menceritakan tentang fisik dari orang yang sangat mulia, apalagi diperinci satu persatu mulai dari kulit yang putih bersih dan lain sebagainya. Maka hal ini adalah hal yang sangat tidak beradab. Walaupun Nabi pernah menyebut Sayyidah Aisyah dengan sebutan Humaira tapi tak selayaknya hal ini lalu dijadikan alat bagi umat untuk menggambarkan fisik Sayyidah Aisyah apalagi kita ikuti dan kita bongkar sebab kenapa Nabi memanggil dengan sebutan ini.
Padahal dalam Islam kecantikan atau keindahan fisik bukan merupakan satu yang utama. Disebutkan:
(إن أكرمكم عند الله أتقاكم)
“Bahwa manusia yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa”.
Jadi yang menjadi tolak ukur dari mulianya seseorang itu bukan dari keindahan fisik tapi dari ketaqwaannya.
Dikisahkan ada Sahabat Nabi yang memiliki wajah sangat kurang seperi Julaibib tapi bisa menjadi kekasih Allah, tidak berkurang kemuliaannya hanya karena kekurangan fisiknya.
Contoh lain, jangan tinggi-tinggi ke keluarga Rasulullah deh. Seandainya kita punya guru yang istrinya sangat menjaga kemudian dikorek-korek tentang fisiknya mungkin kita akan merasa tidak nyaman apalagi jika menyangkut keluarga Rasulullah SAW, maha gurunya para guru. Maka hal ini masuk kepada bab su’ul adab kepada beliau.
Untuk itu kita sebagai umatnya sangat tidak pantas untuk mengekspos tentang fisik beliau padahal Islam sangat menjaga tentang kemuliaan wanita. Jangan sampai karena lirik dan video klip pada lagu tersebut sehingga menjadikan umat mensifati fisik beliau. Memang Sayyidah Aisyah terkenal dengan kecantikannya, tapi tidak selayaknya kita memperinci satu persatu.
Selain itu untuk panggilan kepada Sayyidah Aisyah, tentunya juga ada kaidah- kaidahnya. Gini aja deh, kita kan punya ibu, tapi kok dipanggil dengan nama saja, bukankah itu tergolong kurang beradab. Nah itu kalau ibu kita, lantas bagaimana jika itu adalah istri Rasulullah? Apakah pantas memanggil beliau dengan langsung menyebut namanya? Tentunya itu bukan suatu panggilan yang baik.
Banyak kok nama Aisyah, bahkan anak kita, tetangga atau keluarga kita pun ada yang bernama Aisyah. Jadi panggil lah dengan sebutan Sayyidah atau Ibunda Aisyah yang menunjukan kemuliaan karena beliau merupakan Ummahatul Mu’minin. Sebagaimana kita memanggil Rasul dengan sebutan Sayyidina Muhammad SAW.
Tapi bagaimana jika dengan sebutan Sayyidah itu akan menyulitkan penyebutan di dalam lagu tersebut?
Nah, maka kaidahnya dalam membuat lagu itu buat dulu liriknya baru sesuaikan nadanya, bukan malah sebaliknya. Lalu dengan viralnya lagu ini hingga banyak orang yang menyanyikan dan memerankan layaknya Sayyidah Aisyah. Jadi seperti ini, sebenarnya jika kita ingin menceritakan tentang keluarga Rasul itu harus dengan haibah (dengan cara yang sangat terhormat).
Dan hal penting lain, dalam lagu ini menceritakan tentang keromantisan rumah tangga Nabi, maka hendaknya hal ini bisa menjadi pelajaran agar rumah tangga kita bisa romantis layaknya rumahtangga Rasulullah. Tapi, pun jangan sampai dijadikan bahan guyonan atau mencari keviralan semata. Jadilah orang cerdas yang mampu memetik hikmah dari apa yang ada. Kami pun tidak bisa memungkiri dikarenakan lagu ini banyak orang yang penasaran dengan kisah Rasulullah dengan Sayyidah Aisyah yang sangat romantis. Maka tak bosan kami katakan bahwa pengarang lagu pasti memiliki niat dan tujuan yang baik, akan tetapi jika anda memiliki kemampuan untuk mengarang lagu, maka pakailah kaidah-kaidah dalam syari’at sehingga menjadikan lagu anda ini benar-benar lagu yang bisa menjaga kehormatan keluarga Rasulullah SAW dan tentu maslahat akan lebih banyak lagi untuk umat.
Adapun yang mengcover banyak dari kalangan laki-laki, ini juga menjadi hal yang kurang pantas karena membicarakan kecantikan (mensifati) wanita yang bukan mahram.
Wallahua’lam Bis-showab.
YT | FB | IG | TL | TW : Ummi Fairuz Ar-Rahbini