Sepuluh hari pertama Dzulhijjah merupakan periode istimewa bagi umat Islam, di mana terdapat berbagai keutamaan dan pahala berlipat ganda yang menanti untuk diraih. Periode ini, yang diapit Hari Raya Idul Adha dan Hari Arafah, bagaikan sebuah madrasah agung untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Bulan Dzulhijjah adalah bulan istimewa yang khususnya di awal 10 Dzulhijjah itu ada keutamaan- keutamaan yang dikhabarkan oleh baginda Nabi Saw, dalam suatu hadits Imam Ahmad meriwayatkan:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad)
Berikut beberapa poin penting mengenai Fadilah 10 Dzulhijjah menurut Buya Yahya:
1. Keistimewaan Amal Saleh:
Buya Yahya menegaskan bahwa amalan shaleh apa pun yang dikerjakan pada 10 hari pertama Dzulhijjah akan dilipatgandakan pahalanya. Ini merupakan kesempatan emas untuk meraih pahala yang berlimpah ruah.
Jihad di hari-hari biasa tidak bisa dikalahkan dengan amal-amal di awal 10 Dzulhijjah, kecuali orang yang berjihad dengan hartanya kemudian tidak kembali dengan apapun. Jadi dengan jihad yang menandingi dalam menghidupakan 10 awal Dzulhijjah dengan kebaikan tidak bisa dikalahkan dengan jihad di jalan Allah. Kecuali dengan orang yang berjihad dengan Jiwanya, dengan hartanya. Dia keluar dan tidak kembali, lalu dia mati. Maka dia mati Syahid.
Nabi Saw bersabda, “Tidak ada kumpulan hari yang amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dikerjakan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi Saw menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Maka dengan begitu besarnya Fadilah di awal 10 Dzulhijjah untuk meningkatkan amal-amal sholeh dengan dilipatgandakan pahalanya.
2. Keutamaan Puasa Arafah:
Puasa Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, memiliki keutamaan yang luar biasa. Buya Yahya menjelaskan bahwa puasa ini dapat menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang. Sebuah keutamaan yang tak ingin dilewatkan.
3. Momentum Doa yang Mustajab:
Buya Yahya menuturkan bahwa 10 hari pertama Dzulhijjah, terutama Hari Arafah, merupakan momen di mana doa memiliki peluang besar untuk dikabulkan. Ini adalah waktu yang tepat untuk memanjatkan doa terbaik, memohon ampunan, rezeki, kesehatan, dan segala kebaikan lainnya kepada Allah SWT.
4. Kesempatan Meningkatkan Amal:
Periode ini menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan amalan, seperti membaca Al-Qur’an, zikir, sedekah, tadarus, dan amalan shaleh lainnya. Semakin banyak amalan yang dikerjakan, semakin besar pula pahala yang diraih.
5. Menjemput Keberkahan Idul Adha:
10 hari pertama Dzulhijjah merupakan masa persiapan menjelang Hari Raya Idul Adha. Buya Yahya mengingatkan bahwa dengan memperbanyak amalan dan meningkatkan ketaqwaan di periode ini, kita dapat menyambut Idul Adha dengan hati yang suci dan penuh kebahagiaan.
Dengan mengikuti penjelasan dan tips dari Buya Yahya, diharapkan umat Islam dapat memanfaatkan 10 hari pertama Dzulhijjah ini dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta meraih rahmat dan keberkahan yang luar biasa dari Allah SWT. Jadikan periode ini sebagai momen spesial untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi pribadi yang lebih baik.