Sekolah Pertama, Pendidikan Terbaik: Parenting Zaman Fitnah

Pendidikan Terbaik Anak Sekolah Pertama

Al Bahjah Cirebon – Ayah Bunda Pernah bingung memilih pendidikan terbaik anak? Padahal, “sekolah pertama” anak adalah rumah, tempat pembentukan karakter dimulai.

Sebagai orangtua di zaman yang penuh dengan distraksi dan godaan ini, tantangan terbesar kita adalah memberikan pendidikan yang tidak hanya mengutamakan prestasi akademik, tetapi juga karakter dan keimanan anak-anak kita.

Dalam dunia yang semakin terhubung melalui teknologi, anak-anak kita menghadapi zaman fitnah di mana banyak pengaruh negatif dapat dengan mudah memengaruhi mereka.

Sebagai orangtua, kita perlu bertanya, apakah kita sudah memberikan yang terbaik? Apakah kita sudah menjadi pendidik utama yang seharusnya?

Dalam sebuah ceramah yang disampaikan oleh Buya Yahya, beliau dengan tegas menekankan bahwa orangtua adalah pendidik utama bagi anak-anak mereka.

“Orang tua yang tidak memikirkan masa depan anaknya, akalnya tidak sehat atau hatinya memang sudah mati”.

Buya Yahya – Kutipan Ceramah

Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa peran orangtua dalam mendidik anak jauh lebih besar dari yang kita kira.

Orangtua bukan hanya pengatur waktu tidur atau penyedia kebutuhan sehari-hari, tetapi juga pemimpin dan pendidik utama bagi karakter dan masa depan anak.

Di Indonesia, keluarga memang diakui sebagai “pendidik pertama dan utama,” sebuah prinsip yang ditegaskan dalam dokumen resmi Kemendikbud.

Keluarga adalah tempat pertama anak-anak mempelajari nilai moral, keimanan, dan etika hidup. Pendidikan yang dimulai di rumah adalah pondasi yang akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang berkarakter dan beriman (Repositori Kemendikbud, 2022).

Namun, dalam era yang penuh fitnah digital, kita menghadapi tantangan besar dalam mengatur pendidikan anak yang seimbang antara dunia maya dan dunia nyata. Buya Yahya juga mengingatkan kita bahwa “Kesuksesan anak berawal dari rumah” (YouTube @Albahjah-TV, 2022).

Pendidikan anak tidak hanya tentang mengajarkan mereka membaca, menulis, atau berhitung, tetapi juga bagaimana mereka bisa menjaga akhlak dan memahami makna hidup. Rumah adalah sekolah pertama, tempat di mana nilai-nilai agama dan karakter mulai dibentuk.

Namun, apakah cukup hanya dengan pendidikan di rumah?

Di sinilah pentingnya kolaborasi antara rumah dan pesantren.

Pesantren, seperti Pondok Pesantren Al-Bahjah, menawarkan pendidikan berbasis nilai Qur’ani, yang tidak hanya mencakup ilmu agama, tetapi juga mengintegrasikan pendidikan karakter yang esensial untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia.

Sebagai salah satu pesantren yang terpercaya di Indonesia, Al-Bahjah menyediakan kurikulum yang menyeimbangkan antara pendidikan agama dan akademik, dengan tujuan agar anak-anak bisa tumbuh menjadi pemimpin yang tangguh di dunia dan akhirat.

Dengan lebih dari 39.000 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia (Kementerian Agama, 2023), pesantren kini menjadi pilihan pendidikan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Menurut Buya Yahya, “Pesantren adalah tempat terbaik untuk membentuk karakter anak, agar mereka tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.” 

Melalui pendekatan yang berbasis nilai Qur’ani, pesantren memberikan pondasi moral dan spiritual yang kokoh bagi anak-anak kita.

Tantangan kita kini adalah bagaimana memberikan pendidikan yang seimbang antara dunia akademik dan pembentukan karakter yang kuat. 

AyahBundaQu, sebagai komunitas yang mendukung orangtua dalam menjalankan parenting Nabawi, hadir untuk memberikan dukungan praktis dan tips parenting yang relevan bagi orangtua di zaman fitnah ini. Melalui platform ini, orangtua dapat berbagi pengalaman, mendapatkan tips bermanfaat, dan bersama-sama membangun generasi Qur’ani.

Referensi:

Landasan Qur’ani & Sunnah dalam Parenting Nabawi Sekolah Pertama

Di dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW, kita menemukan berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya kita mendidik anak-anak kita.

Prinsip dasar dalam parenting Nabawi adalah mengintegrasikan nilai agamadengan pendidikan karakter yang baik, agar anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan beriman.

1. Nasihat Luqman kepada Anaknya (QS Luqman 31:12-19)

Dalam Surah Luqman ayat 12 hingga 19, Allah SWT mengisahkan nasihat Luqman Al-Hakim kepada anaknya. Ayat-ayat ini mengandung pedoman parenting yang sangat relevan dan harus menjadi dasar bagi setiap orangtua dalam mendidik anak.

“Dan Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: ‘Bersyukurlah kepada Allah, karena barang siapa yang bersyukur kepada Allah, sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri.'” (QS Luqman: 12)

Tauhid dan syukur adalah dua nilai yang harus tertanam dalam hati anak sejak dini.

Buya Yahya sering menekankan pentingnya menanamkan tauhid yang benar pada anak-anak, mengajarkan mereka untuk senantiasa mensyukuri nikmat Allah dan melihat dunia ini sebagai karunia dari-Nya.

Ini bukan hanya soal mengajarkan doa, tetapi juga membentuk kepribadian yang tahu rasa syukur dalam segala kondisi.

Luqman juga mengajarkan anaknya tentang pentingnya shalat, amar ma’ruf nahi munkar, dan kesabaran dalam menghadapi segala ujian hidup.

Nilai-nilai ini membentuk karakter kuat yang dibutuhkan anak untuk bertahan hidup di zaman fitnah.

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat, dan bersabarlah kamu dalam menghadapinya.” (QS Luqman: 17)

Mengajarkan anak untuk mendirikan shalat tepat waktu dan memahami nilai-nilai seperti kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup adalah cara yang sangat tepat untuk mendidik mereka menjadi pribadi yang berdaya tahan dan berkarakter.

2. Hadis Nabi: Orangtua Adalah Pemimpin Rumah

Selain petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW juga memberikan pedoman yang jelas tentang tanggung jawab orangtua. Dalam sebuah hadis yang sangat terkenal, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (Sahih Muslim)

Hadis ini menggarisbawahi bahwa orangtua adalah pemimpin pertama dan utama dalam keluarga.

Orangtua tidak hanya bertanggung jawab atas kesejahteraan dan pendidikan anak, tetapi juga atas akhlak, keimanan, dan pengembangan karakter mereka.

Sebagai pemimpin, orangtua harus menjadi teladan yang baik dalam semua aspek kehidupan anak.

“Setiap anak yang lahir adalah membawa fitrah (suci), maka orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (Sahih Muslim)

Hadis ini juga mengingatkan kita bahwa keberhasilan pendidikan anak dimulai dari rumah.

Orangtua adalah yang pertama kali memberikan arahan moral, nilai agama, dan pendidikan karakter yang kuat kepada anak-anak mereka.

Ini adalah tugas berat yang perlu dilakukan dengan penuh kesadaran dan komitmen, terutama di zaman fitnah di mana tantangan untuk menjaga akhlak anak semakin besar.

Mengatur Parenting Sekolah Pertama di Zaman Fitnah

Dalam zaman fitnah ini, tantangan besar bagi orangtua adalah menjaga keseimbangan antara pengaruh dunia luar yang sangat terbuka, terutama melalui gawai dan internet, dengan pendidikan agama dan karakter yang ingin kita tanamkan pada anak-anak.

1. Sekolah Pertama – Peran Orangtua di Zaman Fitnah

Sebagai orangtua, kita harus mampu mengelola waktu anak dengan bijak, mengingat betapa kuatnya pengaruh teknologi terhadap perilaku dan cara berpikir mereka. 

Zaman fitnah ini menawarkan banyak distraksi melalui berbagai media sosial, game, dan konten digital lainnya yang bisa merusak perkembangan mental dan spiritual anak.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk membuat aturan rumah yang jelas mengenai penggunaan teknologi.

Pedoman WHO menyebutkan bahwa untuk anak di bawah 1 tahun, tidak disarankan untuk terpapar layar sama sekali. Sementara itu, anak usia 2–4 tahun sebaiknya tidak memiliki screen time lebih dari 1 jam per hari (WHO).

Oleh karena itu, orangtua perlu menetapkan aturan rumah yang jelas mengenai penggunaan gawai. Misalnya, tidak ada layar selama waktu makan atau belajar, dan selalu pastikan ada cukup waktu untuk aktivitas fisik.

Aktivitas seperti bermain di luar rumah atau melakukan olahraga bersama keluarga bisa menjadi cara yang baik untuk menjaga kesehatan fisik anak, serta mengurangi dampak buruk dari penggunaan gawai yang berlebihan.

2. Tips Praktis untuk Orangtua yang Sibuk

Bagi orangtua profesional yang sibuk, mungkin sulit untuk menemukan waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan anak-anak di luar pekerjaan.

Namun, kita tetap bisa menerapkan prinsip-prinsip parenting Nabawi dengan cara yang praktis dan realistis:

  • Refleksi Pagi: Luangkan 1 menit setiap pagi untuk mengingatkan anak tentang tauhid dan syukur kepada Allah. Bisa dilakukan setelah shalat subuh, dengan mengajak anak mengucapkan doa pagi atau bercerita singkat tentang nikmat Allah.
  • Shalat Tepat Waktu: Buat shalat berjamaah di rumah menjadi kebiasaan. Jika tidak memungkinkan untuk shalat berjamaah di masjid, lakukan shalat berjamaah bersama keluarga di rumah. Ini adalah kesempatan untuk mendidik anak tentang ketepatan waktu dan disiplin.
  • Aturan Layar: Terapkan aturan ketat mengenai penggunaan gawai di rumah. Misalnya, tidak ada layar selama waktu makan atau belajar.
  • Dialog Nilai: Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak tentang nilai-nilai belajar dan harapan orangtua. Jangan hanya berfokus pada akademik, tapi juga pada karakter dan akhlak yang ingin anak-anak kita miliki.

Dengan mempraktikkan prinsip-prinsip sederhana ini, kita bisa tetap menjaga pendidikan karakter yang berbasis nilai Qur’ani, sekaligus memperkenalkan anak pada dunia yang semakin digital ini dengan bijak.

Akhirnya, Kita Bergabung dan Dapat Dukungan Parenting Islami

Sebagai orangtua, kita memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi masa depan.

Dengan mengikuti prinsip-prinsip parenting Nabawi pada sekolah pertama, kita dapat mengajarkan anak-anak kita tentang tauhid, syukur, shalat, kesabaran, dan nilai-nilai Islami lainnya, sekaligus memastikan mereka memiliki pendidikan akademik yang memadai.

Namun, kita tidak perlu berjalan sendirian dalam perjalanan ini. 

AyahBundaQu - Sahabat Keluarga Qur’ani adalah komunitas yang dapat mendukung kita sebagai orangtua dalam memberikan pendidikan yang berbasis Qur'ani dan pendidikan karakter untuk anak-anak kita.

Melalui tips parenting, webinar, dan pengajian yang diselenggarakan, orangtua dapat berbagi pengalaman, mendapatkan panduan, dan belajar bersama untuk menghadapi tantangan zaman fitnah ini.

Jangan biarkan fitnah digital menguasai dunia anak-anak kita. Mari bersama-sama membangun generasi Qur'ani yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Bergabunglah dengan kami di AyahBundaQu untuk mendapatkan tips parenting yang lebih lanjut, serta informasi mengenai pendidikan berbasis nilai Qur'ani yang akan membawa anak-anak kita menuju masa depan yang lebih baik.

FAQ: Parenting Nabawi dan Pendidikan Pesantren

Apa itu "Rumah adalah Sekolah Pertama"?

Rumah adalah sekolah pertama" berarti bahwa orangtua memiliki peran utama dalam mendidik anak, baik dalam pendidikan agama maupun karakter. Orangtua adalah pendidik utama yang membentuk dasar kehidupan anak sebelum mereka memasuki dunia luar.

Mengapa pendidikan agama sangat penting untuk anak-anak?

Pendidikan agama memberi anak dasar moral dan spiritual yang kokoh, membimbing mereka untuk hidup sesuai dengan nilai Qur'ani. Dengan dasar agama yang kuat, anak-anak kita tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter mulia yang akan membimbing mereka sepanjang hidup. Bagikan pendapat Anda tentang pentingnya pendidikan agama di kolom komentar!

Mengapa sekolah sambil mondok di pesantren sangat penting?

Sekolah sambil mondok di pesantren memberikan pendidikan akademik yang seimbang dengan pendidikan agama. Pesantren seperti Pondok Pesantren Al-Bahjah membentuk karakter dan akhlak melalui pengajaran Al-Qur’an, ilmu agama, dan kewirausahaan, yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan di zaman fitnah. Pendidikan di pesantren membantu anak tumbuh sebagai pribadi beriman dan berakhlak mulia, selain menjadi cerdas secara intelektual.

Bagaimana saya bisa mendukung pendidikan anak atau santri berprestasi?

Ada berbagai cara untuk mendukung pendidikan anak-anak kita atau santri berprestasi di Pondok Pesantren Al-Bahjah. Anda dapat mendaftarkan anak pada tabungan pendidikan BMT Al-Bahjah, yang akan membantu memastikan masa depan pendidikan yang lebih baik. Selain itu, Anda juga dapat mendukung santri berprestasi melalui Program Orangtua Asuh LAZ Al-Bahjah, yang memungkinkan Anda memberikan beasiswa bagi anak-anak yang membutuhkan. Jika Anda ingin membangun rumah sebagai sekolah pertama di keluarga Anda, bergabunglah dengan media dakwah dan TV satelit Al-Bahjah yang menyediakan informasi pendidikan dan program dakwah untuk keluarga Muslim di seluruh Indonesia.

Apa keuntungan bergabung dengan komunitas AyahBundaQu?

Bergabung dengan AyahBundaQu memberikan Anda kesempatan untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan tips parenting berbasis nilai Qur’ani. Komunitas ini mendukung orangtua dalam pendidikan karakter anak, serta menyediakan webinar dan workshop untuk memperdalam pemahaman parenting Islami. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari komunitas yang peduli dengan pendidikan keluarga dan masa depan anak-anak kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *