Studi Tiru Al-Bahjah ke Sulaimaniyah Bandung: Memperkuat Sistem Pembinaan Santri dan Pengelolaan Pondok
- account_circle Redaksi Media
- calendar_month Jum, 12 Des 2025
- visibility 262
- comment 0 komentar

Dalam upaya meningkatkan mutu pembinaan, pengembangan kurikulum, serta tata kelola kelembagaan, Divisi Pendidikan Pondok Pesantren Al-Bahjah melaksanakan kegiatan silaturahim dan studi tiru ke Ponpes Tahfidz Qur’an Sulaimaniyah Bandung pada Rabu, 19 Jumadal Akhirah 1447 H/10 Desember 2025 M.
Kegiatan ini dipimpin oleh Abah H. Deni, Abah H. Zaenal, beserta para pengurus dan asatidz. Rombongan disambut hangat oleh Abi Bahrul Fikri dan Abi Abdurrahman Wahyu selaku perwakilan Pondok Pesantren Sulaimaniyah, sehingga suasana dialog dan pertukaran ilmu berlangsung cair dan penuh keakraban.
Pondok Pesantren Sulaimaniyah Bandung dikenal sebagai lembaga tahfidz dan takhassus Al-Qur’an yang memiliki sistem pembinaan sangat rapi, profesional, serta dibangun dengan standar yang sama di lebih dari 20 cabang di Jawa Barat.
Dalam kunjungan ini, tim Al-Bahjah memperoleh penjelasan komprehensif mengenai metode pendidikan yang mereka terapkan, termasuk budaya penggunaan sapaan “Abi” sebagai wujud kedekatan emosional antara santri dan pembina tanpa mengurangi adab.

Visi besar Sulaimaniyah adalah “Mencetak generasi muda penghafal Al-Qur’an yang mengamalkannya dan menjadi teladan umat”, diwujudkan melalui beberapa langkah konkret, di antaranya:
- metode tahfidz yang sangat terstruktur, dengan target harian, pekanan, hingga tahunan,
- penguatan bahasa Arab dan Turki sebagai materi wajib,
- program beasiswa ke Turki bagi santri berprestasi,
- standarisasi fasilitas asrama, mencakup tempat tidur, lemari, dan perangkat pembinaan yang seragam, dan
- sistem piagam dan syahadah sebagai bentuk penghargaan berjenjang bagi para penghafal Al-Qur’an.
Salah satu filosofi unik yang menginspirasi rombongan Al-Bahjah adalah konsep manajemen waktu 8-8-8: 8 jam belajar-8 jam ibadah-8 jam istirahat. Sebuah pola hidup yang menyeimbangkan antara akademik, spiritual, dan kesehatan santri.
Pondok Pesantren Sulaimaniyah juga menekankan pentingnya pembinaan akhlak dan motivasi. Santri mendapatkan pendampingan melalui:
- seminar motivasi,
- ceramah pekanan,
- sesi konseling sebelum tidur, dan
- konsultasi berkala antara wali santri dan pembina.
Sistem ini menciptakan lingkungan belajar yang terarah, nyaman, dan penuh perhatian. Di sisi manajemen, Pondok Pesantren Sulaimaniyah mengelola pondoknya melalui berbagai komisi-komisi khusus:
- Komisi Pendidikan,
- Komisi Tahfidz,
- Komisi Legal,
- Komisi Irsyadi, dan
- Komisi Pembangunan.
Struktur ini memastikan setiap bidang berjalan dengan standar prosedur yang jelas dan dapat dievaluasi secara berkala.
Pelajaran Berharga untuk Penguatan Sistem di Al-Bahjah
Dari kegiatan ini, tim menyimpulkan beberapa praktik baik yang sangat relevan untuk pengembangan Pondok Pesantren Al-Bahjah ke depan, di antaranya sebagai berikut.
- Sistem piagam prestasi yang terdiferensiasi (sertifikat penghargaan bagi yang tidak mutqin 30 Juz dan syahadah bagi yang mutqin 30 Juz) efektif memberikan pengakuan formal dan motivasi berjenjang bagi santri penghafal Al-Qur’an
- Filosofi waktu 8-8-8 (belajar, ibadah, istirahat) menciptakan disiplin dan keseimbangan hidup yang terstruktur, didukung oleh jadwal tidur siang (qoilulah) dan malam yang tetap.
- Standarisasi sarana dan prasarana dibuktikan dengan desain arsitetur lengkap dengan tata letak dan sebagainya khusus menjamin kualitas fisik, keamanan, dan kenyamanan lingkungan belajar secara konsisten di semua cabang.
- Muatan kurikulum life skills seperti kepribadian, tata boga, dan menjahit (khusus santriwati) mencerminkan perhatian pada pembentukan karakter, kemandirian, dan keterampilan praktis yang menyiapkan santri untuk kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Melalui studi tiru ini, Al-Bahjah berharap dapat terus memperkuat kualitas pendidikan, pembinaan santri, serta tata kelola pondok agar semakin profesional dan relevan dengan kebutuhan zaman, tanpa meninggalkan akar tradisi dan nilai-nilai adab yang menjadi ciri khas pesantren.
Kegiatan silaturahim dan studi tiru ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga mempererat hubungan kelembagaan antara dua pesantren yang memiliki visi serupa dalam membentuk generasi berakhlak mulia dan berilmu mendalam. Al-Bahjah berharap sinergi semacam ini dapat terus dilanjutkan demi menghadirkan praktik terbaik dalam pendidikan pesantren.
- Penulis: Redaksi Media



Saat ini belum ada komentar