Kenapa Orang Adzan Menempelkan Tangan ke Pipi dan Menyumbat Telinganya?

0
275

Adzan, panggilan suci untuk memulai ibadah shalat, merupakan salah satu praktik penting dalam agama Islam. Saat mendengar adzan, mungkin kita pernah melihat beberapa orang yang menempelkan tangan ke pipi atau menyumbat telinga mereka. Apa sebenarnya alasan di balik tindakan ini? Kenapa Orang Adzan Menempelkan Tangan ke Pipi dan Menyumbat Telinganya? Baca sampai habis penjelasan dari Buya Yahya dibawah ini.

Kenapa Orang Adzan Menempelkan Tangan ke Pipi dan Menyumbat Telinganya? Buya Yahya

Dalam video yang diunggah di youtube official milik Buya Yahya, beliau menjelaskan bahwa menempelkan tangan ke pipi dan menyumbat telinga saat adzan adalah sebuah sunnah, yaitu tindakan yang dianjurkan dan diperintahkan oleh Rasulullah. Jadi kalau sudah sunnah ya tidak perlu dipertanyakan lagi apa dan kenapanya. Namun memang terdapat beberapa hikmah atau manfaat di balik tindakan ini.

Salah satu alasan hikmahnya adalah agar suara adzan terangkat dengan jelas. Selain itu dengan menempelkan tangan ke pipi dan menyumbat telinga akan membantu mengurangi kekerasan suara yang masuk ke dalam kuping sendiri.

Selain itu, tindakan ini juga bermanfaat bagi orang tunarungu. Dalam konteks ini, mereka yang tidak dapat mendengar suara secara normal, ketika ada seseorang yang tangannya sedang menempel ke pipi dan menyumbat telinganya, mereka akan langusng tau bahwa orang tersebut sedang adzan dan sudah masuk waktu shalat. Dengan demikian, mereka juga dapat merasakan dan memahami panggilan suci untuk melaksanakan ibadah shalat.

Buya Yahya juga mengingatkan agar kita tidak menyalahkan atau merendahkan orang yang melakukan tindakan ini ataupun orang yang ber adzan tanpa melakukan tindakan ini. Adzan adalah sebuah sunnah dan mengikutinya adalah pilihan individu. Meskipun tidak semua orang melakukan tindakan ini, kita sebaiknya tidak menghakimi atau mencela mereka yang melakukannya.

Menurut Buya Yahya, sebaiknya kita belajar dan mengamalkan ilmu yang benar mengenai adzan dan shalat, tanpa merendahkan atau mencela orang lain. Setiap individu memiliki kecenderungan dan preferensi tersendiri dalam menjalankan ibadah, namun yang terpenting adalah menjaga kerukunan dan saling menghormati satu sama lain.

Kenapa Orang Adzan Menempelkan Tangan ke Pipi dan Menyumbat Telinganya? | Buya Yahya

Dalam konteks adzan, ada beberapa kesunanan atau hal-hal yang dianjurkan selain menempelkan tangan ke pipi. Misalnya, berwudhu sebelum adzan, menghadap kiblat, berdiri, dan lain lain. Semua ini dilakukan untuk menjalankan adzan sesuai dengan petunjuk Rasulullah dan memaksimalkan pelaksanaan sunnah-sunnahnya. ( Baca juga : Cara Menegur Jamaah yang Mengobrol saat Khutbah Jumat : Prioritaskan Hikmah dalam Berdakwah )

Buya Yahya juga menyebutkan pentingnya adanya pelatihan dan pendidikan mengenai adzan, baik bagi para imam masjid maupun muadzin. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang tata cara adzan, kita dapat melaksanakannya secara maksimal sesuai dengan petunjuk Rasulullah. Pelatihan seperti ini juga sebaiknya diberikan dalam konteks salat berjamaah. Diklat adzan dan salat berjamaah tidak membutuhkan waktu yang lama, namun perlu dilakukan dengan ketenangan dan keikhlasan. Hal ini akan membantu umat Muslim dalam menjalankan ibadah dengan baik dan maksimal, pelatihan ini insya Allah nantinya akan diadakan oleh Al Bahjah.

Dalam menjalankan agama, penting bagi umat Muslim untuk menghormati perbedaan dan kecenderungan individu dalam ibadah. Meskipun ada tindakan yang dianjurkan dalam adzan, seperti menempelkan tangan ke pipi atau menyumbat telinga, tidak semua orang mungkin melakukannya. Yang terpenting adalah menjaga sikap saling menghormati dan tidak merendahkan orang lain berdasarkan preferensi ibadah mereka.

Dalam kesimpulannya, menempelkan tangan ke pipi dan menyumbat telinga saat adzan merupakan sebuah sunnah yang dianjurkan dalam agama Islam. Tindakan ini membantu dalam mendengarkan suara adzan dengan jelas, mengurangi kekerasan suara yang masuk ke telinga sendiri, dan memberikan kemudahan bagi orang tunarungu. Namun, kita perlu menghormati pilihan individu dalam menjalankan ibadah dan menjaga kerukunan dalam umat Muslim. Dengan pemahaman yang benar tentang adzan dan pelaksanaan sunnah-sunnahnya, kita dapat melaksanakan ibadah dengan maksimal sesuai dengan petunjuk Rasulullah.(Admin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini