Tradisi Obrog Harus Dikawal dan Diatur agar Tetap Sesuai dengan Tujuannya -Buya Yahya

Tradisi Obrog Harus Dikawal dan Diatur agar Tetap Sesuai dengan Tujuannya – Tradisi obrog adalah budaya yang masih dijalankan di beberapa wilayah di Indonesia, terutama pada saat bulan puasa. Tradisi ini bermula dari membangunkan orang sahur dengan membawa kentongan dengan bermacam-macam model dengan irama yang menarik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tradisi obrog ini banyak menyimpang dari tujuannya yang sebenarnya.

Penyimpangan Tradisi Obrog dari Tujuan Awal

Buya Yahya seorang Ulama Pengasuh LPD Al Bahjah memberikan pandangan dan pemahaman tentang tradisi obrog. Menurut Buya Yahya, tradisi obrog adalah sebuah budaya baik yang seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik agar tidak menyimpang dari tujuannya.

Buya Yahya Mendorong Pengawasan dan Pengaturan Tradisi Obrog agar Tetap Sesuai dengan Tujuannya

Dahulu, tradisi obrog dilakukan dengan membawa kentongan dengan bermacam-macam model dan irama yang menarik. Tradisi ini biasanya dikoordinir oleh beberapa mushola agar dapat terarah waktunya dan tepat sasaran sesuai dengan tujuannya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tradisi obrog sudah banyak menyimpang, bahkan hanya bertujuan untuk mengamen di siang hari. Pun mereka pada malam hari melakukan aktivitas obrog, tidak pada waktu yang tepat, belum waktunya sahur sudah gonjreng gonjreng, jedak jeduk tidak jelas. Ditambah lagi disertai dengan aktivitas-aktivitas yang tidak baik seperti merokok dan meminum minuman keras. ( Bantu Donasi Makanan Untuk Santri Penghafal Al Quran Al Bahjah, klik disini )

Perlunya Merawat Budaya Obrog

Menurut Buya Yahya, tradisi obrog adalah budaya baik yang seharusnya tetap dijaga. Namun, jika tidak dirawat dan tidak diarahkan dengan benar, maka bisa saja menjadi kegiatan yang nggak benar dan bahkan bertentangan dengan syariat Islam. Oleh karena itu, ia menyarankan agar tradisi obrog ini diarahkan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya yang sebenarnya.

Menurut Buya Yahya, tradisi obrog yang kini banyak menyimpang dari tujuannya seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik. Tradisi ini harus dikembalikan pada tujuannya yang sebenarnya, yaitu sebagai upaya untuk membangunkan orang sahur pada tengah malam agar dapat melakukan sahur sebelum berpuasa. Selain itu, agar tradisi obrog tidak disalahgunakan oleh sebagian orang, maka perlu adanya pengawasan dan pengaturan dari pihak aparat seperti kepala desa, RT/RW, kepolisian, maupun pemerintah setempat.

Tanggung Jawab Semua Pihak Agar Tradisi Obrog Tidak Menyimpang

Pada dasarnya, tradisi obrog adalah sebuah budaya baik yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Namun, jika tradisi ini tidak dijaga dan dirawat dengan baik, maka dapat terjadi pergeseran nilai yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dari semua pihak untuk menjaga dan memperbaiki tradisi obrog agar tidak menyimpang dari tujuannya yang sebenarnya.

Pendapat Buya Yahya tentang tradisi obrog yang sudah banyak menyimpang

Tentunya, menjaga dan memperbaiki tradisi obrog bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan kesadaran dan kerja sama dari semua pihak untuk menjaga tradisi ini agar tetap sesuai dengan tujuannya yang sebenarnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki tradisi obrog antara lain:

  1. Memberikan pemahaman yang benar tentang tujuan tradisi obrog Pemahaman yang benar tentang tujuan tradisi obrog perlu diberikan kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti ceramah agama, diskusi kelompok, atau kampanye sosial. Dengan pemahaman yang benar tentang tujuan tradisi obrog, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pentingnya menjaga tradisi ini agar tetap sesuai dengan tujuannya yang sebenarnya.
  2. Memperbaiki koordinasi antar masyarakat setempat Koordinasi yang baik antar masyarakat setempat juga sangat penting dalam menjaga tradisi obrog agar tetap sesuai dengan tujuannya yang sebenarnya. Dalam hal ini, peran kepala desa, RT/RW, dan tokoh masyarakat setempat sangat diperlukan. Mereka dapat memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan tradisi obrog sehingga dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuannya.
  3. Meningkatkan peran aparat dalam pengawasan dan pengaturan Pengawasan dan pengaturan dari pihak aparat seperti kepolisian, pemerintah setempat, maupun tokoh agama juga sangat diperlukan dalam menjaga tradisi obrog. Pihak aparat dapat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tradisi obrog untuk memastikan bahwa tradisi ini tidak disalahgunakan oleh sebagian orang. Selain itu, pihak aparat juga dapat memberikan sanksi kepada mereka yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan dari tujuan tradisi obrog.
  4. Mendorong generasi muda untuk ikut menjaga tradisi obrog Mendorong generasi muda untuk ikut menjaga tradisi obrog juga sangat penting dalam memperbaiki tradisi ini. Generasi muda dapat diajarkan dan dibimbing untuk memahami tujuan tradisi obrog dan bagaimana menjaga tradisi ini agar tetap sesuai dengan tujuannya. Selain itu, generasi muda juga dapat diberikan peran dalam pelaksanaan tradisi obrog, sehingga mereka dapat merasakan betapa pentingnya menjaga dan memperbaiki tradisi obrog.

Secara keseluruhan, tradisi obrog adalah sebuah budaya baik yang perlu dilestarikan. Namun, tradisi ini juga perlu dijaga agar tidak menyimpang dari tujuannya yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dari semua pihak untuk menjaga dan memperbaiki tradisi obrog agar tidak menyimpang menuju hal hal yang tidak baik. (admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *